Translate Bahasa

Menentukan Lokasi Tangkap Ikan dengan Kolaborasi Tiga Teknologi

untuk lebih jelasnya, lihat di: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0502/23/ipt02.html

Di Indonesia, perkembangan dan pemanfaatan teknologi khususnya pada industri kelautan dan perikanan masih kurang menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari minimnya perusahaan sektor kelautan dan perikanan ini yang mampu melengkapi armada penangkapannya dengan peralatan berteknologi maju.
Sementara, nelayan Thailand, Filipina dan Malaysia dengan perangkat acoustic yaitu echosounder yang terpasang pada armada penangkapannya dan didukung informasi citra remote sensing (penginderaan jauh satelit), dapat mengetahui dengan jelas dan pasti posisi (koordinat) lintang-bujur kawanan ikan secara up to date, sehingga mereka bisa lebih dahulu mendapatkan sumber daya ikan, walaupun sampai masuk ke perairan kita. Sedangkan nelayan kita umumnya hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman.
Padahal, untuk mengatasi masalah tersebut scientist (peneliti) dan ahli teknologi bidang kelautan dan perikanan dengan dukungan pemerintah hanya perlu membangun satu instalasi bank data yang bekerja men-download citra dari satelit yang berisi data klorofil-a dan data parameter oseanografi (suhu, salinitas, arus, gelombang dan lain-lain) di perairan Indonesia, kemudian diolah menjadi peta estimasi (pendugaan) fishing ground (daerah penangkapan ikan) yang up to date. Selanjutnya peta estimasi tersebut langsung di-relay ke armada penangkapan.

Kolaborasi
Untuk keakuratan estimasi fishing ground, yang perlu dilakukan adalah mengkolaborasikan data acoustic, citra satelit remote sensing dan data oseanografi. adapun langkah dasarnya adalah: dengan metode remote sensing satelit, secara ex situ kita harus menemukan perairan yang memiliki klorofil-a (plankton). Langkah kedua adalah menganalisis hubungannya dengan data oseanografi (suhu, salinitas dan arus) yang juga didapatkan dari satelit dan instrumen oseanografi yaitu argo float. Kemudian hasil analisis data dari dua instrumen tersebut (satelit dan argo float) kemudian dibuat peta estimasi fishing ground yang up to date. Selanjutnya peta estimasi tersebut di-relay ke armada penangkapan, berbekal peta estimasi tersebut armada segera menuju lokasi yang telah diestimasi, lalu mengkolaborasikan peta tersebut dengan data acoustic yang didapatkan dengan echosounder secara in situ (langsung) pada perairan, kemudian dilakukan pemanfaatan (penangkapan) ikan.

Parameter oseanografi (data suhu, salinitas dan arus) sangat penting dianalisis untuk penentuan fishing ground. Nontji (1987) menyatakan suhu merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumber daya hayati laut pada umumnya. Sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu tubuh dipengaruhi lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme (Nybakken, 1988). Hampir semua populasi ikan yang hidup di laut mempunyai suhu optimum untuk kehidupannya, maka dengan mengetahui suhu optimum dari suatu spesies ikan, kita dapat menduga keberadaan kelompok ikan, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan perikanan (Hela dan Laevastu, 1970).
Salinitas adalah kadar garam seluruh zat yang larut dalam 1.000 gram air laut, dengan asumsi bahwa seluruh Karbonat telah diubah menjadi oksida, semua Brom dan Iod diganti dengan Khlor yang setara dan semua zat organik mengalami oksidasi sempurna (Forch et al., 1902 dalam Sverdrup et al., 1942). Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki kaitan erat dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, di mana secara fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.

Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan, Laevastu dan Hayes (1981) menyatakan hubungan arus terhadap penyebaran ikan adalah: Arus mengalihkan telur-telur dan anak-anak ikan pelagis dari spawning ground (daerah pemijahan) ke nursery ground (daerah pembesaran) dan ke feeding ground (tempat mencari makan); migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi ikan dan sebagai bentuk rute alami; tingkah laku diurnal ikan dapat disebabkan arus, khususnya arus pasut; arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan, atau faktor lain yang membatasinya (suhu); arus mempengaruhi lingkungan alami ikan, maka secara tidak langsung mempengaruhi kelimpahan ikan tertentu dan sebagai pembatas distribusi geografisnya. Jadi, dengan mengetahui nilai suhu, salinitas dan arus pada perairan, akan dapat dianalisis fenomena yang merupakan daerah potensi ikan.

Hydro Acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian, sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air. Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder paling tepat digunakan untuk pendugaan stok ikan (fish stock assessment) pada suatu perairan, karena dapat memberikan informasi yang detail mengenai: kelimpahan ikan (fish abundance), kepadatan (fish density), sebaran (fish distribution), posisi kedalaman renang (swimming layers), ukuran dan panjang (size and length), orientasi dan kecepatan renang, serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan (baca: Donwill Panggabean "Hydro-Acoustic: Teknologi canggih untuk eksplorasi dan menunjang eksploitasi sumber daya kelautan serta perikanan." Kompas 1/11/2004).

Remote Sensing biasa juga disebut Sistem Penginderaan Jauh merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi dan mengetahui karakteristik objek di permukaan bumi, baik daratan maupun permukaan laut dan perairan tanpa melakukan kontak langsung dengan objek yang diteliti tersebut (Lillesand dan Kiefer, 1979). Ada dua tipe Remote Sensing yaitu pasif dan aktif, dengan metode ini dihasilkan citra satelit yang merupakan data dari klorofil-a, arus, suhu dan posisi koordinat pada permukaan perairan yang dideteksi. Data citra dari satelit tersebut diproses dan dianalisis, kemudian dikolaborasikan dengan data acoustic dan data dari instrumen argo float untuk estimasi fishing ground.
Secara umum prinsip kerja satelit-satelit ini adalah dengan memancarkan pulsa gelombang elektromagnetik ke arah permukaan laut di bawahnya lalu menerima kembali pantulannya (remote sensing aktif). Waktu perjalanan gelombang elektromagnetik tersebut, dikonversi untuk mendapatkan jarak antara satelit dan muka laut. Sejumlah koreksi harus diterapkan terhadap data mentah, sebelum dapat diterapkan dalam bidang oseanografi.

Langkah Maju
Kini terbuka satu peluang untuk mewujudkan maksud dari uraian di atas, karena satu langkah maju telah dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) melalui Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), dengan diresmikannya SEACORM (Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring) pada 31 Maret 2004 di Perancak-Bali. SEACORM merupakan instalasi yang didukung 16 institusi nasional, di mana instalasi ini melakukan riset, analisis data dan pemantauan sumber daya kelautan untuk memenuhi beberapa tujuan program kerja yang antara lain: (1) Fishing Ground Map; (2) National Marine Data Center; (3) Indonesia Fisheries Information Center; (4) Indonesia Marine Observing System dan lain-lain. Instalasi ini men-download data dari beberapa satelit, mengolah dan menganalisis untuk estimasi fishing ground, kemudian me-relay data berupa estimasi fishing ground yang up to date tersebut beserta posisi koordinatnya melalui satelit yang dapat di-download kembali oleh perusahaan perikanan dan dapat pula dimanfaatkan nelayan melalui faksimile (bila tidak tersedia internet).
Saat workshop argo float di instalasi SEACORM Bali pada 10/12/2004 lalu, dapat dirasakan suatu keinginan para scientist dan ahli kelautan untuk bekerja optimal dan menjadikan instalasi SEACORM sebagai bank data untuk estimasi fishing ground di Indonesia. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan, semoga mereka dapat bekerja lebih keras untuk mewujudkan instalasi ini sesuai dengan tujuan awalnya, sehingga perusahaan perikanan dan nelayan kita dapat memanfaatkan sumber daya perikanan dengan optimal tanpa didahului nelayan asing.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Teknologi Kelautan IPB.

Mancing Baronang

Mancing baronang merupakan teknik mancing yang membutuhkan skil tersendiri, kemampuan membaca getaran pelampung saat umpan lumut dimakan ikan sangat mempengaruhi hasil pancingannya. Kadang getaran pelampung itu sangat keras sehingga bisa langsung digentak saja jorannya, kadang juga sangat halus hingga kita tidak tahu kalau umpan sudah dimakan atau belum. Ikan yang satu ini memang sangat populer dikalangan pemancing, bahkan beberapa pemancing yang benar-benar menyukai mancing ini menyebut diri mereka dengan panggilan "Garonger". Menurut sebagian pemancing, sangat wajar jika banyak orang yang sangat menyukai mancing baronang karena memang tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk mancing baronang ini, berbeda dengan mancing laut yang lain.

Jenis-Jenis Ikan Baronang

Ada beberapa jenis ikan baronang yang ada di Indonesia, diantaranya :

1. Siganus Guttatus or Orange Spotted Spinefoot ( Baronang Tompel)

2. Siganus Javus or Streaked Spinefoot (Baronang Angin)

3. Siganus Canaliculatus or White Spotted Spinefoot (Baronang Susu/Lingkis)

4. Siganus Virgatus or Barehead Spinefoot (Baronang Kea-Kea/Kalung)

5. Siganus Stellatus or Brown Spotted Spinefoot (Baronang Lada)

6. Siganus Vermiculatus or Vermiculated Spinefoot (Baronang Batik)


 

Spot Mancing Baronang

Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam mancing ikan ini ada waktu-waktu mancing tertentu, biasanya ikan ini banyak terdapat pada bulan Agustus, September, Oktober, Nopember dan Desember. Arus yang besar membuat ikan ini "ngumpet" di dermaga dekat tiang beton karena dianggap aman dari arus. Pantai sedalam tiga meter atau lebih dan dipenuhi karang serta lumut, merupakan habitat Ikan Baronang. Maklum, Baronang merupakan pemakan lumut dan anak udang atau rebon.

Ada beberapa tempat yang disukai oleh ikan baronang diantaranya : Dermaga, biasanya ikan baronang senang bersembunyi dibalik tiang-tiang dermaga. Rumpon Kerang Hijau, karena baronang memang sangat menyukai kerang. Sekitar karang/Batrean/Pemecah ombak (terutama yang banyak lumut) dan yang terakhir adalah Kapal Karam.


 

Peralatan Mancing Baronang

1. Joran Tegek, Joran yang dipilih oleh mania mancing baronang adalah joran tegek, sebuah joran panjang tanpa line guide, pemilihan joran tegek ini dimaksudkan agar sensasi mancing baronang lebih terasa, fight dengan ikan dalam keterbatasan panjang senar memicu adrenalin meningkat kata mereka yang sudah getol mancing baronang.

Joran/tegek yang cocok adalah yang karakternya fast action. Kekuatanya medium-hard (medium carbon,hi carbon,super carbon) panjang yang paling ideal antara 4 – 5.4 meter. Selain joran tegek bisa juga menggunakan joran biasa atau juga handline, biasanya untuk mancing dengan kedalaman air diatas 7 meter, seperti di bagan, dermaga, di atas perahu. Joran dengan kualitas yang baik semoga hasilnya bisa lebih baik.

2. Senar, Usahakan memakai kenur tipe flouro-carbon karena punya index bias yg sama dengan air (kenur seolah lenyap dari pandangan ikan). Penggunanan panjang senar pada joran tergantung kedalaman air di lokasi mancing, bisa 1/2 joran, 2/3 joran atau 3/4 joran.

3. Pancing Garong dan Engkel, Pada umumnya pemancing baronang menggunakan pancing garong buatan sendiri karena bisa memilih jenis, merk, size, kekuatan bahan mata kail, bisa menggunakan mata kail biasa atau carbon sesuai dengan selera masing-masing. Bagi pemancing yang tidak ingin repot bisa langsung beli yang sudah jadi di took pancing.

4. Pelampung, Pelampung digunakan untuk mengetahui apakah umpan sedang dimakan ikan atau tidak, jika bergetar biasanya sedang dimakan, kadang juga tidak bergetar hanya berputar, kemampuan untuk membedakan getaran pelampung ini membutuhkan keterampilan tersediri, perlu berlatih. Namun jika tidak yakin apakah umpan sedang dimakan ikan atau belum, tidak ada salahnya langsung digentak saja (spekulasi).

5. Umpan, Umpan yang dipakai untuk memancing baronang bermacam-macam. Ada yang suka memakai lumut , ada yang lebih suka memakai nasi dan malah ada yang menggunakan ketan. Uniknya lagi, kita bisa memakai bakwan atau lontong. Sebenarnya, semuanya bisa dipakai karena Ikan Baronang termasuk ikan rakus, tapi sebelum menentukan umpan yang efektif sebaiknya lihat spotnya dulu. Apabila memancing di sekitar batrean lebih baik pakai umpan lumut, karena sekitar itu banyak lumut yg merupakan habitat baronang.

Memancing di dermaga lebih baik menggunakan nasi, bakwan ataupun lontong. Biasanya banyak kapal membuang sisa makanan di dekat dermaga, sehingga memakai nasi lebih efektif dibandingkan dengan memakai lumut. Untuk memancing disekitar Bagan kerang hijau, sebaiknya umpan yang dipakai adalah umpan kerang hijau , karena baronang disekitar bagan tersebut lebih suka memakan kerang hijau.(fishing-maniak.blogspot.com/pulauseribu.net)

Tips Merawat Reel

  • Jangan melepas spool dan merendamnya di air, karena air akan masuk ke mekanisme drag dan akan membuat drag jalan abnormal. waktu mencuci reel justru kencangkan drag agar air tidak masuk ke mekanisme drag. Drag di reel ada 2 tipe, drag kering dan drag basah, drag kering biasanya metal washer cuma 2-3 biji dan semua washernya mesti benar-benar kering dari apapun. kalau metal washernya lebih dari 3 biasanya menggunakan drag basah, artinya ada oli di washernya. nah ini jangan salah kaprah, drag kering dikasih oli akan jadi melorot tidak bisa ngerem dragnya, drag basah tidak dikasih oli, drag akan mengunci kalau dikerasin sedikit saja. nah.. drag-drag ini kalau kena air jadi tidak karuan jalannya.
  • Lubrikasi reel, ada 2 jenis lubricant yaitu grease dan oil, grease itu fat, kental seperti mentega, oil itu oli, bentuknya cair. Bagian-bagian mana dari reel yang menggunakan oil dan mana yang menggunakan grease? Semua bearing menggunakan oil bukan grease, semua gear menggunakan grease bukan oil. Khusus untuk mekanisme oneway roller bearing jangan sekali-sekali dikasih grease apalagi berlebihan, roller bearing ditahan oleh per yang kecil-kecil sekali, kira-kira 1/5 dari diameter per ballpoint dengan kelenturan yang tinggi, kalau per-per ini kena grease, suka macet dan rollernya tidak mau main, alhasil oneway roller suka tidak bekerja dan reel bisa terputar balik. Jangan kasih grease terlalu banyak di area pinion gear atau gigi nanas, bukannya reel jadi lancar malah jadi seret tidak karuan. Kasih grease secukupnya saja. Kasih perhatian sama line roller, itu mekanisme penggulung kenur di bail arm, orang suka lupa kalau disitu ada bearingnya juga.
  • Setiap beberapa kali trip, selalu buka mekanisme oneway bearing dengan melepas rotor terlebih dahulu, bagian ini sering terkumpul garam, walaupun reel selalu dicuci sewaktu habis mancing.


  • Tips untuk overhaul reel, bongkar semua bagian reel tanpa terkecuali. Ingat-ingat posisi semua part dengan mencatatnya atau letakkan di wadah-wadah plastik untuk masing-masing bagian. Jangan lupa posisinya, nanti tidak bisa balikin lagi repot jadinya. Biasanya dalam box reel ada exploded diagram (gambar bagian-bagian parts dari reel berikut nomer serinya), gunakan diagram ini. Cuci semua bagian reel dengan WD40, menggunakan kuas kecil untuk bagian-bagian yang sulit. Hilangkan semua bekas-bekas grease yang biasanya sudah berwarna coklat dan hitam. Kalau semua sudah bersih, pasang kembali dan berikan grease dan oli yang baru. Reel anda pasti jauh lebih halus suaranya.
  • Di stella, kalau rotornya dibuka, ada karet lingkaran warna crem bentuknya seperti seal, ini sebetulnya bukan seal, tapi berfungsi untuk menahan rotor waktu bail arm dibuka, coba rasakan, kalau bail arm dibuka rotor pasti jadi seret jalannya, karena ada semacam kait yang akan menempel di lingkaran karet seperti seal ini. Karet ini jangan dicuci menggunakan WD40, bisa melar tidak karuan.
  • Untuk ultegra keatas sampai dengan stella, jangan membuka worm shaft dengan membuka penahannya yang berada di belakang reel, mekanisme ini bisa dicuci bersih menggunakan WD40 dan kuas tanpa harus dibongkar. kalau anda bongkar worm shaftnya, anda akan kesulitan memasangnya kembali.
  • Kalau anda tidak berani bongkar-bongkar reel sendiri, bawa saja ke dealer atau tukang servis. Yang jelas, reel semahal apapun tetap harus di overhaul sesekali waktu untuk memberi lubricant yang baru. Mobil saja setiap 2000-3000km ganti oli kan? Reel yang penampilannya mulus belum tentu jeroannya mulus juga. (grab from :hobimancingikan.blogspot.com)